(Menyimak Tanya Jawab Sekitar Rezeki)
______________________________________________
Para kawan....!
Berikut ilustrasi seputar mencari rezeki dalam tinjauan agama.
Tanya jawab ini disusun guna menambah variasi penyajian informasi :
Mencari rezeki adalah persoalan hidup kita sehari-hari yang kadang membawa
kebingungan, prustasi dan emosi. Kadang kita tidak yakin apakah hari ini
dapat rezeki atau tidak. Kira-kira begitulah gambaran kehidupan wiraswasta ini
Ketika tidak yakin maka malas, mardocak, galesong, barnit, buncut, bakut,
centeres, sude siala sude siolu menjadi bagian dari hidup.
Lewat tulisan ini, penulis ingin berilustrasi dengan Si Rasoki, mengenai “Jalan Rezeki”
ditinjau dari sisi agama. Ilustrasi dalam bentuk diskusi di “Kode Kopi Sauk Tujae
Sauk Tujulu” di par sabolas Tapsel
Hasilnya sebagai berikut (Bahasa Saro Melayu+Angkola)
Si Rasoki : Jadi...! Judulnya diskusi inikan jalan, apakah maksudnya
rezeki itu ijalahi di dalan (seperti mang ojek) atau di
padalan/ada yang menjalankan rezeki atau cara mencari
rezeki yang merupakan jalan ? idia do nabotul
Penulis : Jelas mattong cara/jalan yang harus dilaksanakan munusia
dalam mencari rezeki di dunia, seperti yang dijanjikan Allah
SWT dalam firmannya :
“Barang siapa yang bertaqwa pada Allah niscaya dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dam memberikan rezeki
padanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barang
siapa bertawaqqal pada Allah niscaya dia akan mencukupkan
keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan jalan yang
dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah menetapkan keten
tuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath. Athalag 2-3).
Si Rasoki : Ayat ini sudah sering saya dengar, tapi dalam hal memahami
dan melaksanakan itu yang susah. Dari dulu saya sudah tahu
rezeki itu Tuhan yang ngatur kita hanya perlu berusaha.
Penulis : Betul itu, tapi kalau hanya sebatas itu pengetahuannya terlalu
dangkal itu. Ibarat air pengetahuanmu itu hanya sebatas “ToT”
Seharusnya sebatas “PucoT” baru disebut benar-benar paham.
hahahahaha....
Si Rasoki : Bikinlah dulu pemahaman yang jelas, sehingga saya bisa be-
nar-benar Haqqul Tauhid dan Haqqul Yakin mengenai masalah
rezeki ini ?
Penulis : Pada firman tersebut jelas ada dijanjikan, barang siapa yang
bertaqwa pada Allah maka akan diberikan rezeki padanya dari
arah yang tidak disangka-sangka.
Si Rasoki : Jadi, samalah artinya jalan rezeki kita akan ada jika kita bertaq
wa kepadaNya. Atau kita menjadi susah karena kita tidak ber-
taqwa kepadanya ?
Penulis : Menurut ayat tersebut seperti itulah. Tapi beranikah kita manya-
takan diri kita sudah bertaqwa. Sudah benar-benar kita mampu
memenuhi kereteria sebagai orang yang bertaqwa. Jika saya
yang bertanya, apakah si Aha-an (sebagai perwakilan orang
kaya) menjadi kaya karena dia sudah bertaqwa ?
Si Rasoki : Logikanya, yah seperti itulah.
Penulis : Menurut penulis logikanya, tidaklah sesederhana itu, masih ba-
nyak hal lain, yang perlu dilaksankan baik sebagai perintah dari
Allah SWT, maupun sebagai ikhtiar dari manusia.
Si Rasoki : Maksudnya, taqwa itu adalah salah satu jalan untuk mendapat-
kan rezeki yang harus dilaksanakan manusia.
Penulis : Yah, jalan lainya dari segi ikhtiar untuk mendapatkan rezeki se-
perti kerajinan, disiplin, kerja keras, sabar, teknik atau strategi
kita dalam menjalain hubungan harmonis antara sesama atau
dalam keluarga.
Si Rasoki : Wah, kalau begitu. Perpaduan antara taqwa dengan ikhtiar di
atas akan memudahkan jalan rezeki. Begitu pemahaman saya.
Penulis : Botul mai, tapi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman akan
mempengaruhi perpaduan tersebut. Artinya jika kita tidak mam-
pu mengadakan perobahan pada jalan-jalan rezeki tersebut
maka rezeki kitapun bisa “letlet sai” dari taon tu taon. Biado ?
Si Rasoki : Biado hudokkon ?
Penulis : Dokkon sidokkononmu.
Si Rasoki : Sebenarnya, banyak ayat lainnya yang berhubungan dengan
jalan rezeki, begitu juga dengan hadistnya.
Penulis : Betul itu, tapi kita pahamilah dulu satu-satu, baru yang beriku
tnya. Artinya Haqqul Yakin dululah bahwa rezeki kita ada di
dunia ini. Dan kita akan mendapatkannya jika kita melalui
jalan rezeki yang telah ditetapkanNya.
Si Rasoki : Bagaimana mengenai hal lainnya untuk memudahkan dalam
memperoleh rezeki ?
Penulis : Antara lain ; melaksanakan Sholat dhuha, bersedekah atau se-
gala sesuatu yang ada hubungannya dengan ibadah dalam
kelancaran memperoleh rezeki. Bahkan dukungan do’a juga
perlu untuk kelancaran jalan rezeki ini.
Si Rasoki : Cukuplah sudah. Pahamlah aku itu.
Penulis : Cukuppun jadi. Wassalam, mari kita akhiri dengan membaca
do’a penarik rezeki dari segala penjuru.
Si Rasoki : Maripun jadi. Mana dia do'anya ?
Penulis : Indon...! bacamama.
Si Rasoki : Ngak ada...!
Penulis : Cobala dulu lihat. Kalau ngak diatas dibawanya itu. Uda dikirim tadi.
Para kawan....! Selamat mencari rezeki kembali, jika lebaran sudah dirasa usai.
Imajo tusi. Selamat malam....!
________________________________________________________________
Sejak diposting sampai 22 Agustus 2012 di lihat 11 kali.
Berikut ilustrasi seputar mencari rezeki dalam tinjauan agama.
Tanya jawab ini disusun guna menambah variasi penyajian informasi :
Mencari rezeki adalah persoalan hidup kita sehari-hari yang kadang membawa
kebingungan, prustasi dan emosi. Kadang kita tidak yakin apakah hari ini
dapat rezeki atau tidak. Kira-kira begitulah gambaran kehidupan wiraswasta ini
Ketika tidak yakin maka malas, mardocak, galesong, barnit, buncut, bakut,
centeres, sude siala sude siolu menjadi bagian dari hidup.
Lewat tulisan ini, penulis ingin berilustrasi dengan Si Rasoki, mengenai “Jalan Rezeki”
ditinjau dari sisi agama. Ilustrasi dalam bentuk diskusi di “Kode Kopi Sauk Tujae
Sauk Tujulu” di par sabolas Tapsel
Hasilnya sebagai berikut (Bahasa Saro Melayu+Angkola)
Si Rasoki : Jadi...! Judulnya diskusi inikan jalan, apakah maksudnya
rezeki itu ijalahi di dalan (seperti mang ojek) atau di
padalan/ada yang menjalankan rezeki atau cara mencari
rezeki yang merupakan jalan ? idia do nabotul
Penulis : Jelas mattong cara/jalan yang harus dilaksanakan munusia
dalam mencari rezeki di dunia, seperti yang dijanjikan Allah
SWT dalam firmannya :
“Barang siapa yang bertaqwa pada Allah niscaya dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dam memberikan rezeki
padanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Barang
siapa bertawaqqal pada Allah niscaya dia akan mencukupkan
keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan jalan yang
dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah menetapkan keten
tuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath. Athalag 2-3).
Si Rasoki : Ayat ini sudah sering saya dengar, tapi dalam hal memahami
dan melaksanakan itu yang susah. Dari dulu saya sudah tahu
rezeki itu Tuhan yang ngatur kita hanya perlu berusaha.
Penulis : Betul itu, tapi kalau hanya sebatas itu pengetahuannya terlalu
dangkal itu. Ibarat air pengetahuanmu itu hanya sebatas “ToT”
Seharusnya sebatas “PucoT” baru disebut benar-benar paham.
hahahahaha....
Si Rasoki : Bikinlah dulu pemahaman yang jelas, sehingga saya bisa be-
nar-benar Haqqul Tauhid dan Haqqul Yakin mengenai masalah
rezeki ini ?
Penulis : Pada firman tersebut jelas ada dijanjikan, barang siapa yang
bertaqwa pada Allah maka akan diberikan rezeki padanya dari
arah yang tidak disangka-sangka.
Si Rasoki : Jadi, samalah artinya jalan rezeki kita akan ada jika kita bertaq
wa kepadaNya. Atau kita menjadi susah karena kita tidak ber-
taqwa kepadanya ?
Penulis : Menurut ayat tersebut seperti itulah. Tapi beranikah kita manya-
takan diri kita sudah bertaqwa. Sudah benar-benar kita mampu
memenuhi kereteria sebagai orang yang bertaqwa. Jika saya
yang bertanya, apakah si Aha-an (sebagai perwakilan orang
kaya) menjadi kaya karena dia sudah bertaqwa ?
Si Rasoki : Logikanya, yah seperti itulah.
Penulis : Menurut penulis logikanya, tidaklah sesederhana itu, masih ba-
nyak hal lain, yang perlu dilaksankan baik sebagai perintah dari
Allah SWT, maupun sebagai ikhtiar dari manusia.
Si Rasoki : Maksudnya, taqwa itu adalah salah satu jalan untuk mendapat-
kan rezeki yang harus dilaksanakan manusia.
Penulis : Yah, jalan lainya dari segi ikhtiar untuk mendapatkan rezeki se-
perti kerajinan, disiplin, kerja keras, sabar, teknik atau strategi
kita dalam menjalain hubungan harmonis antara sesama atau
dalam keluarga.
Si Rasoki : Wah, kalau begitu. Perpaduan antara taqwa dengan ikhtiar di
atas akan memudahkan jalan rezeki. Begitu pemahaman saya.
Penulis : Botul mai, tapi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman akan
mempengaruhi perpaduan tersebut. Artinya jika kita tidak mam-
pu mengadakan perobahan pada jalan-jalan rezeki tersebut
maka rezeki kitapun bisa “letlet sai” dari taon tu taon. Biado ?
Si Rasoki : Biado hudokkon ?
Penulis : Dokkon sidokkononmu.
Si Rasoki : Sebenarnya, banyak ayat lainnya yang berhubungan dengan
jalan rezeki, begitu juga dengan hadistnya.
Penulis : Betul itu, tapi kita pahamilah dulu satu-satu, baru yang beriku
tnya. Artinya Haqqul Yakin dululah bahwa rezeki kita ada di
dunia ini. Dan kita akan mendapatkannya jika kita melalui
jalan rezeki yang telah ditetapkanNya.
Si Rasoki : Bagaimana mengenai hal lainnya untuk memudahkan dalam
memperoleh rezeki ?
Penulis : Antara lain ; melaksanakan Sholat dhuha, bersedekah atau se-
gala sesuatu yang ada hubungannya dengan ibadah dalam
kelancaran memperoleh rezeki. Bahkan dukungan do’a juga
perlu untuk kelancaran jalan rezeki ini.
Si Rasoki : Cukuplah sudah. Pahamlah aku itu.
Penulis : Cukuppun jadi. Wassalam, mari kita akhiri dengan membaca
do’a penarik rezeki dari segala penjuru.
Si Rasoki : Maripun jadi. Mana dia do'anya ?
Penulis : Indon...! bacamama.
Si Rasoki : Ngak ada...!
Penulis : Cobala dulu lihat. Kalau ngak diatas dibawanya itu. Uda dikirim tadi.
Para kawan....! Selamat mencari rezeki kembali, jika lebaran sudah dirasa usai.
Imajo tusi. Selamat malam....!
________________________________________________________________
Sejak diposting sampai 22 Agustus 2012 di lihat 11 kali.
PopCash.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar