Menyimak Lirik Lagu Yang Berhubungan Dengan bencana Alam)
_______________________________________________________
"Benget Manaon, Togu Manang Haporseaonmi, Saingotma Hatani Tuhani
Susah nang Sonang Rade Managam" Demikian kutipan syair dari salah satu yang berhubungan dengan bencana alam.
Para Kawan berikut uraiannya ilustrasi tanya jawab seputar bencana alam
antara seorang mangaraja dengan pak Sutan :dan Rahman Srg dengan Uwanya :
__________________________________
Penerapan Qona'ah Bencana Alam
__________________________________
Mangaraja : Aha dope pak Sutan, bahasbo mantap baen aso rap pahambe
hita mengenai "Bencana Alam" on. Muse aso rap taboto bia cara
manyikapina. Harana molo mambege barita hita nabahatdo tarjadi
bencana alam di Indonesiaon, tarmasuk bencana alam tu "Sipirok
Banua Nasonang".
Pak Sutan : Napolada, lek mangihut masongoni.
Mangaraja : Tudia deho mangihut, namar na sidung namangihuti biamai ?
Taringot ni namangihoton Sutan, jadi taringot do au tu Leto
ni Tulangi najolo. Tu diape Tulangi anggo letoi lek natong
ma na mangihut. Taon 1987 mangihutma hauida letoi tu
Tulangi, taon 2008 lek tong mangihut. Haru songonipe dugaan
dodai Sutan. Sabotulna nanggo ungada huida adong sanga inda
letoi di cangka nai oban-oban ni tulang on.
Haran ni i Sutan betak sai mudik kho saulakon, tolongjo pareso
adong sanga inda leto di cangka ni tulangi, harana songon nai tutup tutupi dabo setiap haligi cangka nai. Paham mahoikan...!
Alagleh, biade ben namarappalan, langsung mada songoni tu topik utama,
sebuah lagu dari "Trio Laguna" karangan ni "Marisi Pasaribu" Selamat
menyimak "Robbi Zidini Ilman Warzukni Fahman"
Tung so boi tarpasidingdo
Molo nungaro sitaononi
Sasudedo ingkon rade rohana mamolusi...
Sipata dang tarjaloi
Tung suhar tu pakakkilalaani
Sotardokbe molo tung
jumpang tikkinai...
So adong umboto
aha namasa sogoti
Molo tungpe lam tu timbona
akka parbinotoani
Rade manaon naporsuki
gomos baen tangiangmi
Sotung gabe maporuskho
tupandeleani
Benget manang
togu manang haporseaonmi
sai ingotma hatani Tuhani
susa nang sonang
rade managami
Tung sotalap gogo
nalaho mangattusi i
Debatado namar huaso
natup paso galumbang
Benget manaon
togu manaon haporseaonmi
sai ingotma hatani Tuhani
susa nang sonang
rade managami
PEMBAHASAN SADA
Tanya Jawab Rahman Srg & Uwa Godang
Rahman Srg :
Wa apa yang dimaksud "Tung so boi tarpasidingdo molo
nungaro sitaononi sasudedo ingkon rade rohana mamolusi ?
Uwa Godang :
Maksudnya dalam hubungan terjadinya bencana alam, manusia tidak dapat
berbuat apa-apa, jika Allah Swt berkehendak terjadi sesuatu maka terjadilah.
Pun sebaliknya jika Allah tidak berkehendak terjadi sesuatu maka tidak akan
terjadi. Demikian pandangan kita sebagai orang yang beragama Islam dalam
memandang alam ini dan segala isinya. Karena itu pula Rahman Srg, kita
harus yakin pada Firman Allah Swt yang mengatakan :
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam” (Surat 40/AI Mu’min, ayat 64).
Rahman Srg :
Itukan pandangan kita Wa, sebagai agama islam, bagaimana Wa pandangan
agama lain atau paham lain, bukankah cukup banyak manusia dimuka bumi
ini, kan ngak mungkin satu pandangan ?
Uwa Godang :
Pertanyaan bagus Bung Rahman Srg,secara theologis pandangan manusia
terhadap alam ini terbagi dua Yaitu :
Pertama, mereka yang menganut paham naturalisme, yang berpendapat bahwa yang ada di dunia ini hanyalah alam semesta. Di luar alam tidak ada apa pun. Tidak ada Tuhan, malaikat, surga, neraka, dan sebagainya. Alam terjadi dengan sendirinya secara kebetulan. Alam berjalan menurut hukum alam. Bencana alam adalah peristiwa alam, yang terjadi karena sebab dan akibat alami, yang dapat dianalisis secara ilmiah. Bencana alam tidak ada hubungannya dengan moral manusia.
Kata lainnya bung Rahman, "Haran na adongpe dunia on, pokokna adong.
Haran niaha ben na adong nahubotobotoi. Pokokna adong" ninna. Pandang
an on manurut Uwa di anut paham-paham komunis, haran nii tarkenalma
istilah di Angkola "Botul maho komunis, israel, inda maragama" ninna muse.
Kedua, mereka yang menganut paham supernaturalisme, yang berpendapat bahwa di luar alam ada Tuhan, yang menciptakan alam dan yang menginter vensi terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Paham itu juga mengakui adanya mukjizat, yaitu suatu kejadian yang diciptakan oleh Tuhan, yang menyimpang dari hukum alam. Terjadinya bencana alam tidak lepas dari maksud-maksud tertentu dari Tuhan. Agama (teologi), termasuk dalam pola pikir supernaturalisme. Dalam teologi terdapat beberapa konsep pandangan (kepercayaan) tentang Tuhan.
Di antaranya deisme, ialah pandangan (kepercayaan) bahwa Tuhan adalah Pencipta alam semesta. Tetapi setelah alam tercipta, Tuhan meninggalkannya dan alam berjalan sendiri menurut hukum alam yang diciptakan-Nya. Dengan demikian, terjadinya bencana alam tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan.
Lalu monoteisme, ialah pandangan (kepercayaan) bahwa Tuhan adalah Esa dan Pencipta alam semesta. Tuhan menciptakan hukum alam dan melakukan intervensi terhadap perjalanan alam semesta. Dengan demikian, dalam proses terjadinya bencana alam ada intervensi dari Tuhan yang mempunyai maksud-maksud tertentu.
Berikutnya dualisme, ialah pandangan (kepercayaan) bahwa ada dua tuhan yang mengendalikan alam. Seperti dalam agama Zoroaster, ada Ahura Mazdah (Dewa Kebaikan) dan Angra Mainyu (Dewa Kejahatan ), yang keduanya selalu bersaing. Jika pada suatu saat Angra Mainyu menang, di muka bumi bertebaran kejahatan atau situasi yang buruk, seperti peperangan, kelaparan, wabah penyakit, dan bencana alam. Maka para pemeluk agama Zoroaster harus memperbanyak kebaktian dan sesaji untuk memperkuat Ahura Mazdah.
Kemudian Politeisme, ialah paham (kepercayaan) bahwa terdapat banyak dewa yang menguasai alam semesta, dan tiap-tiap dewa mempunyai lapangan tugas atau wilayah kekuasaannya masing-masing. Jika pada suatu saat terjadi tsunami, para pemeluk agama tersebut harus memperbanyak kebaktian dan mempersembahkan sesaji kepada Dewa Laut.
Rahman Srg :
Wau...uu, dapat dipahami Wa, berarti pandangan kita termasuk pandangan
"Monoteisme".
Uwa Godang :
Sip mai...! pemahaman yang pas berarti, Rahman ingin tahu bagaimana Intervensi Allah Swt terhadap alam semesta ?
Rahman Srg :
Tentulah Wa...!
Uwa Godang :
Okelah kalau begitu, tapi sebelumnya, saya lihat dulu Uwamu perempuan,
udah tidur apa belum soalnya sekarang sudah jam 12 borngin. Kalau sudah
tidur kita lanjut. Masih asyik membahas masalah ini.
PEMBAHASAN DUA
Pajelaskon Pandangan Islam
Rahman Srg : Silakan Wa ?
Uwa Godang :
Menurut pandangan Islam bung Rahman 72 gar, alam semesta ini tidak terjadi dengan sendirinya, tapi diciptakan oleh Allah swt. Kalau alam terjadi dengan sendirinya, niscaya kacau balau dan tidak ada keteraturan di dalamnya. Tuhan menciptakan hukum alam (sunnatullah), serta mengetahui segala sesuatu yang terjadi dan akan terjadi di alam ini, sampai yang sekecil-kecilnya. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.
Bencana alam yang terjadi adalah akibat ulah tangan-tangan manusia; baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang secara langsung, misalnya karena orang-orang menggunduli hutan, terjadilah banjir bandang. Dalam Alquran Surat Ar-Rum Ayat 41 disebutkan: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar".
Rahman Srg : Berarti Wa, Allah sudah tahu terlebih dahulu akan terjadi keru-
sakan di alam ini, karena perbuatan manusia.
Uwa Godang :
Ya betul, antara lain berbuat kejahatan dan kemaksiatan, seperti perzinaan (prostitusi), percabulan, perjudian, minum minuman keras, pencurian (korupsi), penyalahgunaan napza, dan kezaliman. Jika perbuatan ini Man sudah merajalela akan mengundang datangnya bencana. Dalam hadis yang diberitakan oleh Ummu Salmah, Nabi Muhammad saw bersabda: "Jika kemaksiatan yang dilakukan oleh umatku semakin jelas ( terbuka ), maka Allah swt akan menimpakan azab kepada mereka semua".
Rahman Srg :
Berarti Wa, bencana alam itu jelas sekali disebabkan manusia.
Tapikan Wa, itu perbuatan sebagian manusia sebagian lagi banyak yang orang baik-baik ko, masa kena bencana juga ?
Uwa Godang :
Ummu Salmah bertanya: "Apakah termasuk kepada mereka yang saleh ?" Nabi menjawab: "Ya, tentu". Jadi, jika bencana alam menimpa suatu daerah, semua penduduk di daerah itu terkena musibah, tidak membedakan antara yang saleh dan yang jahat. Mengapa orang-orang yang taat kepada Tuhan juga terkena musibah ? Karena di pundak orang-orang yang saleh itu terdapat kewajiban melaksanakan amar makruf nahi munkar agar penduduk di daerahnya menjauhi kejahatan dan kemaksiatan.
Bencana alam itu salah satu bentuk musibah. Musibah adalah suatu peristiwa atau keadaan yang menimpa seseorang atau sekelompok orang; ada yang bersifat menyenangkan, ada pula yang bersifat menyusahkan. Yang menyenangkan, misalnya seorang yang semula menjadi sopir bus kemudian menjadi pengusaha angkutan yang memiliki banyak bus.
Rahman Srg : Tunggu dulu Wa, masa orang menjadi lebih kaya disebut musibah juga, padahal itu yang dikejar-kejar orang ?
Uwa Godang :
Maksudnya Man, Dengan musibah yang berupa peningkatan kekayaan itu, orang akan diuji apakah makin dekat dengan Tuhan atau makin jauh ? Itu merupakan cobaan dari Tuhan. Sebaliknya, ada orang yang semula pengusaha kaya raya, kemudian bangkrut sehingga menjadi orang miskin. Dengan musibah yang berupa kemiskinan itu, apakah dia makin dekat dengan Tuhan ataukah makin jauh ?
Menurut pandangan Islam, musibah itu bisa merupakan cobaan, peringatan, bisa pula berupa azab.
Karena itu, manusia hendaknya bisa mawas diri dan merenung, adakah kaitan antara musibah tersebut dengan perilaku mereka, untuk kemudian mereka memperbaiki perilakunya. Allah swt berfirman dalam Alquran Surat AI-Baqarah Ayat 155: "Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu dengan sesuatu cobaan seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan ( bahan makanan ). Namun gembirakanlah orang-orang yang bersabar".
Dengan demikian Rahman Srg, jika manusia mendapat musibah hendaknya mereka bersabar, dalam arti tabah, tegar, tahan uji, tidak putus asa, serta terus berikhtiar mengatasinya dengan penuh harapan atas pertolongan Allah swt. Wassalam, mudah mudahan dapat dipahami. Uwa mau tidur sudah
jam 12.30. Wassalam muse.
PEMBAHASAN TIGA
Jenis-Jenis Azab (Hukuman) Ilahi/Bencana
Rahman Srg : Untuk melengkapi pembahasan, bagaimana Wa,
mengenai macam jenis bencana (azab Ilahi) atau hukuman ?
Uwa godang : Wau...! itu sangat banyak dan semuanya telah ada
dalam Al-Qur'an, antara lain :
1. Hujan
Turunnya hujan terus menerus menyebabkan naiknya permukaan air sedemikian banyak sehingga para penghuninya menjadi terendam air:
Sebelum mereka, telah mendustakan [pula] kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”. Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah [aku]”. Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan [menurunkan] air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. (QS 54:10-13).
2. Amukan Angin
Hembusan angin buruk yang mengamuk, sedemikian banyak, hingga tempat-tempat hunian menjadi seperti kota-kota hantu dan mayat-mayat bergelimpangan seperti pohon-pohon yang tercabut akarnya:
Kaum ‘Aad pun telah mendustakan. Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan angin yang sangat kencang pada hari naas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang. (QS 54:19-21)
3. Letusan
Ledakan menggelegar membawa batu-batu terlempar ke atas.
Misalnya, keadaan pemukiman yang tertutup (tertimbun) karena letusan gunung api yang tiba-tiba disebutkan sebagai azab dalam ayat Al-Qur-an Suci berikut ini:
Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (QS 15:74-75)
4. Badai Pasir
Badai terus menerus yang mengumpulkan pasir dan kandungan tanah atas satu pemukiman hingga seluruh bekas-bekas yang tersisa:
Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali [bekas-bekas] tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada kaum yang berdosa. (46:26)
5. Banjir
Banjir-banjir yang parah meningkat pada suatu tempat di mana lahan yang kaya dan subur berubah menjadi tanah yang tandus dan tak bersahabat di tempat itu tak ada lagi apa pun yang tumbuh kecuali cemara dan buah-buah yang pahit dan pohon sidr:
Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi [pohon-pohon] yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. (QS 34:17)
6. Gempa Bumi
Gangguan geologis dalam susunan bumi, yang mengubur para penghuninya di bawah reruntuhannya:
Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka [dengan tanah]. (91:15)
7. Kekeringan
Kekeringan yang hebat, yang mengeringkan air dalam tanah hingga batas yang menurunkan permukaannya sedemikian rendah hingga manusia tak dapat memperolehnya:
Katakanlah, “Katakanlah kepadaku, jika semua air kalian tidak muncul [dari dalam bumi], siapa kemudian yang akan mengalirkan air [bersih] bagi kalian?”
8. Kelaparan
Kelaparan, yang mencekam bangsa-bangsa dengan ketakutan yang sangat dan kegelisahan mendalam:
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan [dengan] sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezkinya datang kepadanya berlimpah ruah dari segenap tempat, tapi [penduduk]nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS 16:113)
9. Peperangan
Kehancuran bangsa-bangsa melalui peperangan, yang sesudah itu membawa mereka pada serangkaian kesukaran dan penderitaan yang tak berakhir. Di sini, perkataan dharra’ mungkin mengarah pada segala macam kerugian, kemalangan dan kesengsaraan yang timbul karena perang-perang besar misalnya hilangnya kemerdekaan, kehancuran tatanan ekonomi, huru-hara dan kekacauan masyarakat.
Kami tidaklah mengutus seorang nabi pun kepada sesuatu negeri, [lalu penduduknya mendustakan nabi itu], melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. (QS 7:95)
10. Burung-Burung
Kawanan burung-burung yang turun kepada satu kaum sebagai hukuman Ilahi:
Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-
bondong, yang memakan bangkai-bangkai mereka sambil memukul-mukulkannya pada tanah liat kering, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. (QS 105:4-6)
11. Bobolnya Tanggul
Bobolnya tanggul dan keringnya persediaan air bagi para penghuninya:
Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (QS 89:14-15)
Di sini, perkataan sawtho juga termasuk tempat di mana air telah ditampung (Aqrabul Mawarid). Jika arti danau atau kolam yang diambil, itu akan bermakna bahwa Dia menjadikan seluruh isinya melanda mereka.
12. Wabah
Perubahan iklim, karena kekeringan atau kelembaban, membawa pada bentuk kesesakan hidup yang akibatnya menjadi sumber penyakit, menyebabkan sakit dan wabah – belalang, katak, kutu, kalajengking, nyamuk, serangga kecil, bakteri dan kuman yang menyebabkan banjir penyakit seperti kolera atau pengaruh pada peredaran darah lainnya.
Maka Kami kirimkan kepada mereka badai dan belalang, dan kutu dan katak, dan darah sebagai tanda-tanda yang nyata. (QS 7:134)
13. Dikuasai
Dikuasai oleh bangsa lain membawa pada
berbagai bentuk cobaan dan hukuman
(azab), bukan karena tindakan yang berhu
bungan dengan keimanan tapi karena berba
gai tindakan yang menimbulkan keseng
saraan. Wassalam Man.
Kesimpulan :
Kesimpulan pembahasanon, alinea terakhir sian
lagu Gambus Mandahiling namarjudul :
Bencana
Bencana...bencana
Homang sattokkin manusia
ketika tibo-tobo ro ni bencana
Gunung na malotus mangaluarkon laharna
Tano namar goncang marsegaan sudena (2X)
Didia dia bencana disude penjuru dunia
Mungkin onma sada partanda tu pangisi ni dunia
Mungkin Tuhan madung murka tu sude hita hambana
Baen hita salalu berbuat dosa
Banjir mangoban bala bahatma na menderita
Logo ni ari na ginjang tanoon menjadi gersang
On sude kuasoni Ilahi indadong sada manusia
na dapot manghalangi, nadapot manghalangi
Disude manusia patutma manginsyafi
Ale Tuhan lindungima potibion
Lindungi ma hami sian ankara murkaMu
Lindungi mahami sian bencana
sian bencana, sian...ben....ca....na....
Amin........Ya.......Robbal....alaaaaaaminnnnnnnn....n
Sumber : Info Internet + Pengalaman + CD Koleksi. Selamat Malam...!
_________________________________________________________
Sejak di posting sampai 23 Agustus 2012 dilihat 10 kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar